Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit Di Era Industri 4.0
Perkembangan Perkebunan Kelapa Sawit Di Era Industri 4.0 |
Perkebunan Kelapa Sawit adalah bisnis pertanian yang sangat
menguntungkan bagi pengusaha pertanian dan perusahaan untuk berinvestasi.
Potensi dalam bisnis ini yang menjadikan kelapa sawit salah satu distributor minyak goreng medan murah aliran pendapatan
terbesar di Indonesia. Setelah Presiden Indonesia, Bapak Joko Widodo (Jokowi)
memberlakukan moratorium atas lahan yang tersedia untuk perkebunan, nilai
perkebunan kelapa sawit telah meningkat secara dramatis.
Proses akuisisi atau pengambilalihan perkebunan, terutama
perkebunan kelapa sawit, tidak semudah yang dibayangkan. Ada sejumlah faktor
penting yang menjadi kunci keberhasilan dalam pengambilalihan perkebunan kelapa
sawit yang harus diikuti dan dilaksanakan berdasarkan prinsip kesepakatan
gentlemen oleh masing-masing pihak.
Menimbang bahwa transaksi di sektor properti, terutama
pengambilalihan perkebunan kelapa sawit, mengandung bisnis modal yang sangat
tinggi dan melibatkan banyak pihak sebagai mediator, pemerintah dalam hal ini
Menteri Perdagangan Republik Indonesia merasa perlu untuk membuat peraturan.
untuk melindungi hak dan kewajiban para pihak yang terlibat melalui Peraturan
Menteri Perdagangan Republik Indonesia no. 33 / M-DAG / PER / 8/2008 tentang
Perusahaan Pialang Perdagangan Properti.
Namun, meskipun ada peraturan yang mengatur transaksi
perdagangan, tidak jarang transaksi terlalu berbelit-belit dan kurang kooperatif
antar mediator, sehingga proses pengambilalihan benar-benar menjadi tidak
berhasil atau benar-benar kosong.
Berikut ini adalah langkah-langkah untuk mengakuisisi
perkebunan kelapa sawit di Indonesia
Pertama, hubungi perusahaan pialang tepercaya dan tanyakan
apakah mereka memiliki perkebunan kelapa sawit untuk dijual. Jangan menghubungi
masing-masing broker karena mereka mungkin tidak memiliki detail lengkap
tentang perkebunan tertentu, dan umumnya mereka tidak jelas dengan hubungan
aktual dengan perkebunan yang tersedia. Kasus seperti ini sering terjadi di
Indonesia dan Anda harus memastikan bahwa perkebunan tidak memiliki masalah
hukum.
Kedua, minta perusahaan pialang untuk melakukan uji tuntas
sehingga Anda menghindari masalah hukum di masa depan di Indonesia. Perusahaan
pialang tepercaya harus memiliki alat survei yang memenuhi syarat seperti
pemetaan drone dan tim analis agronomi / bisnis yang andal. Dengan demikian,
ada kecocokan antara dokumentasi hukum perkebunan dan perkebunan fisik yang sebenarnya.
Ketiga, pastikan harga jual perkebunan itu adil. Hampir
semua broker individu menaikkan harga asli hingga 30%. Anda harus berhati-hati
dalam melakukan bisnis dengan jenis-jenis broker individual ini karena
kurangnya transparansi. Dalam hal ini Anda perlu menunjuk agen tepercaya untuk
mewakili Anda dalam proses pengambilalihan. Biaya komisi tipikal 1-3% harus
diharapkan dari sisi penjualan perkebunan.
Saat ini dunia berada di era Revolusi Industri ke-4
(Industri 4.0) yang ditandai dengan penerapan kecerdasan buatan, komputer
super, data besar, komputasi awan, dan inovasi digital yang terjadi dalam
kecepatan eksponensial yang akan berdampak langsung untuk ekonomi, industri,
pemerintah, dan bahkan politik global.
Revolusi Industri 4.0 ditandai oleh proses industrialisasi
cerdas yang mengacu pada peningkatan otomasi, komunikasi mesin-ke-mesin dan
manusia-ke-mesin, kecerdasan buatan (AI), dan pengembangan teknologi digital
berkelanjutan.
Revolusi Industri 4.0 juga diartikan sebagai upaya
mentransformasikan proses perbaikan dengan mengintegrasikan lini produksi (lini
produksi) dengan dunia cyber, di mana semua proses produksi berjalan online
melalui koneksi internet sebagai pendukung utama.
Road Map to Industrial 4.0 di Industri Kelapa Sawit
Di Indonesia penerapan industri 4.0 diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas dan inovasi, mengurangi biaya operasional, dan
efisiensi yang mengarah pada peningkatan ekspor produk dalam negeri. Untuk
mempercepat implementasi Industry 4.0, Indonesia telah mengembangkan roadmap
untuk industri 4.0 dengan menetapkan lima sektor manufaktur yang akan menjadi
prioritas utama dalam pengembangannya, termasuk industri makanan dan minuman,
otomotif, elektronik, tekstil dan bahan kimia.
Kelima sektor industri disukai mengingat mereka telah
menunjukkan kontribusi besar mereka terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Sebagai contoh, industri makanan dan minuman, khususnya industri minyak sawit,
memiliki pangsa pasar dengan pertumbuhan mencapai 9,23% pada 2017. Selain itu,
industri ini juga menjadi penyumbang devisa terbesar dari sektor non-minyak
yang mencapai hingga 34,33. % di tahun 2017.
Besarnya kontribusi sektor industri makanan dan minuman juga
dapat dilihat dari nilai ekspor yang mencapai 31,7 miliar dolar AS pada 2017,
bahkan memiliki surplus neraca perdagangan jika dibandingkan dengan nilai impor
hanya US $ 9,6 miliar. Angka ini juga menempatkan industri kelapa sawit sebagai
penyumbang devisa terbesar bagi negara.
Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi secara
optimal, teknologi yang mendukung revolusi industri 4.0 sangat penting untuk
diterapkan, termasuk penerapan Internet of Things (IOT), Advance Robotic (AR),
Kecerdasan Buatan (AI) dan Infrastruktur Digitalisasi (DI).
Transformasi struktural dari sektor pertanian ke sektor
industri juga telah meningkatkan pendapatan per kapita dan mendorong orang
Indonesia dari agraris ke ekonomi yang bergantung pada proses nilai tambah yang
didorong oleh industri yang dipercepat oleh pengembangan teknologi digital.
Dalam konteks revolusi industri 4.0 ini, sektor industri
kelapa sawit perlu segera dibersihkan, terutama dalam aspek teknologi digital.
Ini mengingat penguasaan teknologi digital akan menjadi kunci yang menentukan
daya saing Indonesia.
Karena jika tidak, maka industri minyak sawit Indonesia akan
semakin tertinggal dari negara lain. Jika kita tidak meningkatkan kemampuan dan
daya saing kita di sektor-sektor prioritas, kita tidak hanya akan dapat
mencapai target tetapi akan ditimpa oleh negara-negara lain yang lebih siap di
pasar global dan domestik.
Era Digitalisasi di Industri Kelapa Sawit
Sebagai pemain utama dalam industri minyak sawit global,
Indonesia perlu segera dibersihkan. Proses absolut dan efisiensi operasional
segera dilakukan terutama menyangkut kegiatan yang melibatkan banyak tenaga
kerja seperti pekerjaan lapangan (kegiatan lapangan) seperti pemeliharaan
tanaman, perawatan lahan, kegiatan pemupukan, penyiangan, pemanenan dan
pengangkutan buah untuk penimbangan dan pemilahan. Ini karena di sektor ini
sering terjadi inefisiensi waktu dan biaya.
Teknologi digital telah memfasilitasi banyak pekerjaan di
industri minyak sawit. Sekarang tidak perlu lagi membuat data statistik yang
dikumpulkan dari sejumlah perkebunan kelapa sawit secara manual. Kemudahan dan
keuntungan lain dari teknologi digital adalah dapat menangkap gambar atau foto
tandan buah segar, serta lokasi taman yang tepat menggunakan tablet yang dapat
mengakses GPS.
Dengan begitu, manajer lapangan tidak hanya dapat dengan
mudah melacak dan memantau aktivitas waktu nyata di kebun, tetapi mereka juga
dapat melihat sendiri kualitas buah kurma dan tahu persis area mana yang
mengalami masalah. Dan hebatnya, tidak perlu kehadiran mereka di lapangan.
Komentar
Posting Komentar